PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP REMAJA DALAM BERPACARAN DI SMA MOJOKERTO
Abstract
Teenagers both men and women have a complex development period includingthe development of sexual behavior. In the process of self-development, dating is one way to recognize the status of the development they are experiencing. But nowadays dating more leads to free sex which has an impact on the occurrence of sexually transmitted diseases. The purpose of this study aimed determine the impact of health education on adolescent attitudes in dating.This study used a cross-sectional design with 65 adolescents as a purposive determined research sample. Data attitude before and after the implementation of health education using a questionnaire. Wilcoxon sign rank test was used to determine the effect of health education on adolescent attitudes in dating. The results showed that more than 50% of adolescents before being given health education had a good attitude, but after being given health education almost all adolescents had a good attitude. Statistical test results show that there is an influence of health education on adolescent attitudes in dating
References
2) Alimul, Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
3) Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
4) Hays, G. Danica., Michel, E.R.,Cole, F.R., Emelianchik, K., Forman, J., Lorelle, S., ... Sikes, A. (2011). A Phenomenological Investigation of Adolescent Dating Relationships and Dating Violence Counseling Interventions. The Professional Counselor, Vol. 1, Issue 3, 222-233.
5) Lestari, S. T. (2015). Perubahan Perilaku Pacaran Remaja Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sendawar di Kutai Barat. eJournal Sosiatri-Sosiologi, 3 (4), 11-25.
6) Muliyati. (2012). Faktor –Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Gaya Pacaran pada Siswa SMU X dan MAN Y Kabupaten Sidrap Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012 (Skripsi yang tidak dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
7) Nari, Jois, Zahroh Shaluhiyah, and Priyadi Nugraha Prabamurti. "Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian IMS pada Remaja di Klinik IMS Puskesmas Rijali dan Passo Kota Ambon." The Indonesian Journal of Health Promotion (Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia) 10.2 (2018): 131-143.
8) Notoatmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
9) Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
10) Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
11) Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
12) Potter dan Perry. (2005). Foundamental of Nursing. Jakarta: EGC.
13) Rahman dan Nailul.(2004). Kurikulum Pendidikan Seks. (http://artikelpendidikanseks.co.id diakses 10 Juni 2010
14) Santrock. (2005). Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
15) Sarlito dalam Zainun M. (2008). Pendidikan Seksual Pada Remaja. (www.e-psikologi.com diakses 23 Juni 2010.
16) Setiawan, I. 2010. MASTURBASI. Yogyakarta: C.V Andi offset.
17) Sudarmi. (2008). Membangun Remaja Peduli KRR. (www.e-psikologi.com diakses 23 Juni 2010.
18) Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
19) Sujarwati., Yugistyowati , A., Haryani, A . (2014). Peran Orang Tua dan Sumber Informasi dalam Pendidikan Seks dengan Perilaku Seksual Remaja pada Masa Pubertas di SMAN 1 Turi. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, Vol. 2(3), 112-116
20) Syamsu dan Yusuf. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.
21) Wahid, dkk. (2007). Promosi Kesehatan Seksual Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
22) www.pusatartikel.com diakses 10 Juni 2010
23) Zainun . (2008). Pendidikan Seksual Pada Remaja .(http://ilmupsikologiindonesia.co.id diakses 23 April 2009).